Pemilu telah selesai. “Alhamdulillah, legaa rasanya.” Barangkali ada
segelintir kader yang berucap demikian. Stop !! Jangan
mengangguk-anggukkan kepala dahulu. Meski pemilu telah usai, jalan
dakwah yang panjang dan membentang masih menanti langkah dan gerak
tangan kaki kita.
Partai yang kita “usung” tinggi demi mencapai daulah islamiyah hanya merupakan sepotong lingkaran kecil dalam kehidupan. Ibarat sebuah lingkaran besar yang didalamnya banyak terdapat lingkaran kecil. Nah, partai adalah salah satu lingkaran kecil yang menjadi wasilah dan wajihah dakwah kita. Dan masih banyak lingkaran kecil lainnya yang menopang satu tujuan dakwah kita. Jadi, pemilu kemarin adalah satu bagian kecil saja yang HARUS kita perjuangkan “kebersihan” dan keadilanya. Masih banyak tugas dakwah lain yang menanti kita.
Rasa “Kejenuhan Kader”
Kadangkala rasa “kejenuhan dan kebosanan” muncul didiri para kader. Kadangkala kita terlanjur terlena dalam ‘zona kenyamanan” Apatah jua, mausiawi adanya. Rasa lelah, capek, dan jenuh kadang menghampiri. Ya, rasa-rasa itu muncul didiri. Solusinya adalah saat rasa itu muncul, kembalikan hati kepada tujuan penciptaan awal kita. Beribadah. Telah jelas Alloh sampaikan dalam Qur’an surat Adz Dzariyat ayat 61 :
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.”
Ya beribadah, berdakwah, dan bertarbiyah. Bertarbiyah dalam arti terus mendidik diri dan membina diri dalam rangka mencapai ibadah yang sempurna.
Sekaranglah saat yang tepat untuk mulai merecovery tarbiyah kita. Recovery tarbiyah atau bias pula disebut riayah tarbawiyah. Riayah Tarbawiyah perlu dilakukan untuk mengadakan pemeliharaan dan penghidupan suasana tarbawi yang sehat dalam pertemuan-pertemuan tarbawi. Dalam hal ini untuk mengantisipasi rasa kejenuhan yang kadang-kadang muncul dari para kader dakwah. Perlu SEGERA kembali memperhatikan aspek kaderisasi secara lebih cermat dan terarah sesuai dengan manhaj tarbiyah. “Nahnu Du’at qobla kulli syaii.” Ya..kita adalah da’i sebelum lain segala sesuatu. Jadi SDM alias kader dakwah perlu terus diremajakan.
Urgensi Riayah Tarbawiyah
Meski pemilu telah usai, tetap kembalikan dan gelorakan semangat dakwah. Totalitas dakwah. Saat totalitas dakwah terus kita pegang erat dalam genggaman tangan dan hati, rasa ketenangan akan muncul didiri. Seperti dalam riayah tarbawiyah, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ketenangan ruhani dan kekuatan. Begitupun akan muncul Qiyadatul Ummah yang didambakan.
Saat energi para kader tarbiyah mulai luntur, mulai hilang, perlu segera dihembuskan nafas-nafas semangat baru “ruhul jadid.” Karena bagaimanapun juga tugas kader dakwah adalah untuk berdakwah sampai titik darah penghabisan. “Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi….” (Q.S. Al Anfal : 60)
Langkah-langkah Riayah Tarbawiyah
Ruhiyah para kader perlu dikokohkan lagi. Langkah utamanya adalah dengan menguatkan kedekatannya pada Alloh SWT. Karena dengan langkah utama ini, dampak utamanya adalah tingkat produktifitas dakwah dan tarbiyah akan melejit lagi. Pengokohan ini senada dengan ungkapan “seperti rahib di malam hari dan bagaikan penunggang kuda yang gagah di siang hari.” Ia dapat menarik hati manusia untuk ikut dalam rombongan kemaslahatan.
Langkah merecovery tarbawiyah para kader lainnya adalah dengan menciptakan iklim tarbiyah dalam lingkungan. Mungkin bias diawali dengan menciptakan bi’ah hasanah, bi’ah islamiyah, bi’ah harokiyah. Bi’ah harokiyah yang notabene bi’ah tarbawiyah perlu diciptakan. Begitulah iklim tarbiyah dan bi’ah tarbiyah yang padu padan.
Implementasi Riayah Tarbawiyah di Ramadhan 1430 H.
Iklim tabiyah menjadi dambaan banyak orang, sebab ini akan dapat meningkatkan kualitas keimanan. Orang akan dapat hidup kembali gairah ibadahnya. Bersinar kembali hatinya yang tengah redup. Lebih-lebih lagi, momentum ramadhan kali ini, dimana pahala “diobral” bagi para insane sejati yang mengisi ramadhannya dengan semangat tinggi. Ada beberapa langkah untuk mengimplementasikan riayah tarbawiyah di bulan ramadhan ini, diantaranya :
Tarqiyah kader
Rekrutmen
Training Pra ramadhan
Tadarus
Kajian kitab
Musabaqoh antar liqo’
Ifthor-ifthor dan tarling
Langkah-langkah tersebut akan dapat memaknai dan menyemaisuburkan riayah tarbawiyah. Pun demikian, masih ada cara praktis yang mungkin jadi wacana “kontroversial” para kader, tetapi langkah ini sangat bermakna, yakni dengan pemberian “reward”, hadiah bagi para kader untuk memacu amaliyah mereka. Mungkin reward untuk kader terbanyak khatamnya, kader ternanyak mengisi pengajian, kader terbanyak memberi ifthor dan sebagainya. Sedikit kontrovesial memang, di satu sisi ibadah kok ad aiming-imingnya (seperti anak kecil saja), di sisi lain ibadah perlu diawali motivasi atau penyemangatnya. Wallohu A’lam bish Showab.
Intisari yang dapat penulis sampaikan adalah meskipun urusan dakwah dan tarbiyah adalah “wajib”, dalam hubungannya dengan amal jama’i, HARGAI KINERJA KADER DAKWAH SEKECIL APAPUN BENTUKNYA, karena Alloh SWT pun demikian adanya.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zaroh, niscaya dia akan melihat balasannya,” (Q.S. Al Zalzalah : 7)
(Tri Handayani, S.Pd.)
0 Komentar untuk "Riayah Tarbawiyah “Sebuah Solusi Atasi Energi Kader yang Mulai Hilang dalam Dakwah"