Bagi akhwat yang masih bujang, mungkin banyak di antara mereka yang sudah merindukan untuk melengkapkan separuh daripada agama, tapi Allah masih belum mendatangkan jodoh baginya. Insya Allah hampir semuanya mengharapkan pasangan yang baik agamanya. Di antaranya ada yang menanti dengan sabar meskipun usia sudah meningkat. Ada yang tidak sabar menanti sehingga akhirnya terima sahaja sesiapa yang datang melamar dan tidak menjadikan faktor agama menjadi pertimbangan utamanya. Ada yang menunggu sahaja, “ kalau sudah jodoh, mesti ada punya. Tidak perlu susah payah nak cari”. Ada pula yang hanya sekadar ingin, tapi tidak mempersiapkan diri menuju ke alam rumah tangga. Tapi ada pula yang meskipun sudah bersedia dari segi usia, sudah punya maisyah tetapi belum punya keinginan menuju ke alam rumah tanggaTermasuk yang mana dirimu ukhti?
Jadi walaubagaimanapun kondisimu ukhti, jangan sia-siakan waktumu dalam masa penantian itu. Jangan sia-siakan dengan angan-angan indah (karena belum tentu indah) karena hal itu boleh membawamu kepada zina hati. Jangan pula terlalu bersedih karena belum dapat jodoh juga. Ingatlah janji Allah dalam surah
“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (An Nuur:26)
Jika kita ingin mendapatkan pasangan yang sholeh maka jadikan diri kita sholeh juga. Masih ada waktu bukan? Jangan sia-siakan pula waktu, fikiran dan tenagamu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat apatah lagi maksiat. Kurangkan hal-hal yang mubah seperti menonton TV, jalan-jalan, shopping dan lain-lain yang berlebihan.
Jadi, apa yang diharuskan olehmu wahai saudariku…
Banyak perkara yang boleh kita lakukan. Kembangkanlah ilmu dan potensi yang kita miliki, contohnya dengan menyelesaikan pengajian (bagi yang belum lulus) atau melanjutkan pelajaran lagi, ataupun mengikuti kursus-kursus kemahiran. Dalam hal pekerjaan kita boleh mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau minat kita tapi perlu mempertimbangkan beberapa perkara juga, seperti keselamatan diri kita sebagai akhwat bekerja disana? Syukur kalau kita boleh bekerja sekaligus berdakwah dan mengembangkan ilmu kita disana, sekali dayung beberapa pulau terlampaui. OK?
Terus cuba kita memikirkan tentang masalah-masalah ummat? Jangan terus sibuk kuliah atau kerja sehingga tidak memikirkan tentang masalah ummat. Ingatlah sabda Rasulullah, “barangsiapa ketika bangun tidak memikirkan umatku maka dia tidak termasuk dalam umatku”.
Permasalahan umat sangat banyak kalau kita mahu perkatakan dan perlihatkan di sekitar kita.Tidak hanya mencermati saja, tapi yang penting cari solusi. Cuba kita tanya diri kita, kalau kita menyatakan bangga terhadap Islam, apa yang sudah kita perbuat untuk Islam? Kalau kita sudah berkomitmen terhadap dakwah, sudah maksimalkah yang kita lakukan selama ini?
Ada banyak orang di sekitar kita yang belum berIslam dengan benar, ada banyak yang ingin belajar Islam, ada banyak yang minta dibina, tetapi terkadang kita justeru ‘membinasakan’nya dengan membiarkan mereka. Terus apalagi yang boleh kita lakukan? Siapkan bekal sebanyak-banyaknya mulai sekarang untuk membangun rumah tangga yang Islami dan membangun masyarakat yang Islami pula.
Mulai persiapan spiritual, persiapan konsepsional, persiapan fizik, persiapan material dan persiapan sosial. Banyak sekali yang boleh dan bahkan ada yang harus kita lakukan. Menurut Ust. Hasan Al Banna, “Sesungguhnya beban yang kita miliki lebih banyak dari waktu yang tersedia”. Banyak yang boleh kita lakukan, jangan ditunda-tunda, selagi kita masih punya banyak waktu luang. Selagi belum disibukkan oleh urusan rumah tangga, mengurus suami dan anak, dan sebagainya. Seorang ibu bercerita, masa-masa gadisnya dulu adalah masa-masa keemasan dimana dia punya banyak waktu untuk beramal, mengembangkan diri dan berkontribusi untuk ummat dan dakwah. Tapi bukan bererti terus ketika sudah berkeluarga dia tidak lagi boleh berdakwah dan bergiat aktif, justeru bertambah kontribusinya karena ada yang mendukung.dan membantu. Asalkan bisa mengurus waktu dengan baik dan mempertimbangkan fiqih prioritas, Insya Allah boleh diseimbangkan.
2 Komentar untuk "Manfaatkan waktu luangmu wahai Saudariku…"
salam
Wa'alaikum salam