Saat Anak Bertanya Belasan Kali

Saat Anak Bertanya Belasan Kali

Di sebuah dapur mungil, pagi ini...
"Umi ngapa, Mi?" (Maksudnya, umi lagi ngapain?)
"Umi lagi nggoreng tempe, Dek."
"Oyeng epe?" (Fonologi dari anak 2 tahun)
"Iya, umi lagi nggoreng tempe."

(Berselang seperempat menit kemudian)
"Umi ngapa, Mi?"
"Umi lagi nggoreng tempe, Dek."
"Oyeng epe?"
"Iya, umi lagi nggoreng tempe."
      ...

Pertanyaan serupa terus-menerus berlangsung hingga hitungan 11 kali.

Akhirnya, sebelum hitungan pertanyaan yang sama menuju ke angka 12, emak pun balik bertanya.
"Umi lagi ngapain ini, dek?"
"Umi oyeng empe."
"Iya, sholih...UMI LAGI NGGORENG TEMPE. Nanti kita maem bareng-bareng ya tempe gorengnya."
"Adik suka tempe goreng?"
"Uka, Mi."
"Hemmm...pasti tempe gorengnya enak. Enak.. enak...enaaaakkk...!!!"

        ***
Pernahkah ayah bunda mengalami hal yang sama? Mendapat cecaran pertanyaan yang terus menerus tanpa henti. Bahkan hingga hitungan belasan kali. Pertanyaannya pun sama, itu-itu saja. Berulang dan berulang lagi dengan pertanyaan yang sama.
Kita juga sudah terus menjawab, tapi masih saja pertanyaan itu muncul lagi dari bibir mungil balita kita. Hingga barangkali, kita pun mulai enggan menjawabnya karena ingin segera beranjak melanjutkan aktivitas kita.

Biasanya mendapatkan pertanyaan serupa dan berulangkali ini kita alami saat balita kita berusia sekitar 2 - 3 tahun. Ini wajar. Saat perkembangan otaknya seiring bertumbuhnya usia, dia akan mengeksplor rasa ingin tahunya begitu dalam. Perbendaharaan kosa katanya pun mulai bertambah.
Pada akhirnya, anak-anak ingin menemukan jawaban atas pertanyaannya tadi pada kita. Kadang, kita sudah menjawabnya dengan bijak, masih bertanya lagi.

Manakala tingkat kesabaran kita untuk menjawabnya mulai memudar, sikap dan diksi kita pun mulai "memburuk". Mulai muncul bentakan, nada meninggi, menyalahkan, memintanya pergi, atau mungkin enggan menatapnya saat itu.
" Ini tadi kan sudah dijawab ibu. Kok tanya lagi?"
Atau mungkin,
"Sudah, sana. Main lagi. Sudah dijawab berulang kali kok."
Atau kadang,
"(Menjawab dengan nada melangit dan tidak menatap si kecil) Nggoreng tempe, Naaaakkkk...!!!"
Dan seabrek jawaban lain disertai mimik wajah horor menyeramkan.

Andai pertanyaan-pertanyaan tersebut kita hadapi dengan horor dan menghentikannya, itu bisa saja berakibat MEMATIKAN RASA INGIN TAHU-nya. Seiring perkembangan usia balita, kosa katanya pun mulai tumbuh dan bertambah. Dia akan semakin ingin tahu banyak hal. Rasa ingin tahunya pun perlu terus kita tanggapi dengan positif. Ini akan memupuk karakter kritisnya. Bukankah kita juga ingin anak kita kritis?

Barangkali, saat kita mulai "bosan" menjawab pertanyaan anak-anak kita yang sama dan berulang - ulang dan kita ingin segera beraktivitas yang lainnya, mengapa tidak kita coba dengan JURUS BALIK BERTANYA. Jurus ini juga sering saya gunakan. Mungkin di hitungan pertanyaan yang ke sekian kalinya, kita mulai balik bertanya dengan pertanyaan yang sama tersebut. Pasti si kecil juga akan menjawabnya. Kita pun bisa memancing jawabannya dengan tambahan pertanyaan berkelanjutan. Ini untuk memupuk kekritisannya. Bahkan bisa jadi, kita akan mendapatkan jawaban "wow" yang tak kita duga muncul dari bibir mungilnya.

#catatanpagi emak
#belajarjadiumi yang dekat dengan anak
#30DWCjilid11day8

Related : Saat Anak Bertanya Belasan Kali

0 Komentar untuk "Saat Anak Bertanya Belasan Kali"