Sepotong Episode Kerinduan di Ujung Senja
Deru suara traktor yang melintas di depan rumah membuyarkan lamunanku. Sontak, diri ini terkesiap dalam buaian angan. Asytaghfirullah...apa-apaan ini? Di ujung senja yang menggeliat, masih asyik saja menikmati lamunan. Ah.
Kutengok iring-iringan traktor yang melintas itu. Satu, dua, tiga. Ya. Ada tiga traktor yang melintas bergemuruh. Turut pula rombongan ibu-ibu di deretan belakangnya. Berjalan kaki sambil sesekali menyibakkan tanah lumpur yang masih melekat di jariknya.
Ah, ujung senja...
Entah mengapa, tiba-tiba kaki ini ingin sekali melangkah keluar sembari menguak misteri sekelebat manusia. Di saat yang lain menantikan munculnya rembulan dari tempat peraduannya, ada sosok-sosok insani yang berjuang sekuat kaki melangkah dari petak sawah yang bukan miliknya menuju tempat singgahnya sementara. Tempat singgah sementara saja, karena dalam hitungan beberapa jam esok kan ditinggalkan lagi untuk menuju petak sawah berikutnya demi sesuap nasi.
Terlihat sesosok ibu berusia senja berjalan lemah tertatih-tatih, tepat di kelebatan mataku.
Aku : "Mbah, nembe kondur saking saben? Kok
ngantos sonten sanget, nopo mboten
sayah?"
Simbah : "Iyo, Mbak. Lagi rampung sing tandur.
Piye maneh, Mbak. Buruh golek upo ki kudu
ngene iki."
Aku : "Putra-putranipun napa mboten nate kondur,
Mbah?"
Simbah : "Oalah, Mbak. Anak-anak wis dhoh duwe anak
bojo ki wis bedo. Wis podho ngurusi
keluargane dhewe-dhewe. Suwe banget kok,
ora dhoh mulih. Wis pirang-purang sasi
malahan."
Aku : "Mekaten nggih, Mbah. Mugi simbah tansah
diparingi kasarahan saking Gusti Allah, mugi-
mugi para putra ugi sami enggal kondur."
Simbah: "Aamiin...dongane yo, Mbak. Jane ki yo wis
kangen banget karo anak putu."
Ah, jadi ingat simbokku.
Sepotong episode kerinduanku di ujung senja ini pada simbokku yang telah berusia senja. Moga Kau panjangkan usia beliau dan kau berikan keberkahan dalam hidupnya, Ya Allah. Aamiin yaa robbal 'aalamiin...
#30DWCjilid11day18
Deru suara traktor yang melintas di depan rumah membuyarkan lamunanku. Sontak, diri ini terkesiap dalam buaian angan. Asytaghfirullah...apa-apaan ini? Di ujung senja yang menggeliat, masih asyik saja menikmati lamunan. Ah.
Kutengok iring-iringan traktor yang melintas itu. Satu, dua, tiga. Ya. Ada tiga traktor yang melintas bergemuruh. Turut pula rombongan ibu-ibu di deretan belakangnya. Berjalan kaki sambil sesekali menyibakkan tanah lumpur yang masih melekat di jariknya.
Ah, ujung senja...
Entah mengapa, tiba-tiba kaki ini ingin sekali melangkah keluar sembari menguak misteri sekelebat manusia. Di saat yang lain menantikan munculnya rembulan dari tempat peraduannya, ada sosok-sosok insani yang berjuang sekuat kaki melangkah dari petak sawah yang bukan miliknya menuju tempat singgahnya sementara. Tempat singgah sementara saja, karena dalam hitungan beberapa jam esok kan ditinggalkan lagi untuk menuju petak sawah berikutnya demi sesuap nasi.
Terlihat sesosok ibu berusia senja berjalan lemah tertatih-tatih, tepat di kelebatan mataku.
Aku : "Mbah, nembe kondur saking saben? Kok
ngantos sonten sanget, nopo mboten
sayah?"
Simbah : "Iyo, Mbak. Lagi rampung sing tandur.
Piye maneh, Mbak. Buruh golek upo ki kudu
ngene iki."
Aku : "Putra-putranipun napa mboten nate kondur,
Mbah?"
Simbah : "Oalah, Mbak. Anak-anak wis dhoh duwe anak
bojo ki wis bedo. Wis podho ngurusi
keluargane dhewe-dhewe. Suwe banget kok,
ora dhoh mulih. Wis pirang-purang sasi
malahan."
Aku : "Mekaten nggih, Mbah. Mugi simbah tansah
diparingi kasarahan saking Gusti Allah, mugi-
mugi para putra ugi sami enggal kondur."
Simbah: "Aamiin...dongane yo, Mbak. Jane ki yo wis
kangen banget karo anak putu."
Ah, jadi ingat simbokku.
Sepotong episode kerinduanku di ujung senja ini pada simbokku yang telah berusia senja. Moga Kau panjangkan usia beliau dan kau berikan keberkahan dalam hidupnya, Ya Allah. Aamiin yaa robbal 'aalamiin...
#30DWCjilid11day18
0 Komentar untuk "Sepotong Episode Kerinduan di Ujung Senja"