Yuk, Ngobrol Asyik dengan Anak Kita
Senja mulai temaram, kala petani mulai melangkahkan kaki meninggalkan petak demi petak lahan garapnya...
Di rumah mungil itu,
"Yah, tadi pagi to, di kelasku ada anak yang nangis luamaa banget. Aku kasihan, deh melihatnya."
Ayahnya masih asyik masyuk dengan hpnya. Entah urusan bisnis atau urusan hobi mancingnya. Tralala...Dicuekin deh si kakak.
Kluntring...kluntring...kluntring...
Larilah si kakak ke tempat bundanya.
"Buk, tadi pagi to, di kelasku ada anak yang nangis luamaa banget. Aku kasihan, deh melihatnya."
"Em...gitu ya."
"Iya, buk."
"Oo..."
Dialog tak berlanjut. Sang bunda menanggapi si kakak sambil lalu, sembari jari jemarinya menyentuh layar ponsel mini miliknya. Entah ber-wa ria dengan grup alumni atau mungkin dengan teman-teman arisannya. Lagi-lagi, gayung tak bersambut. Si kakak pun tak jadi menumpahkan segala rasa dan cerita tentang sosok teman sekolahnya tadi. Si kakak berlalu begitu saja keluar bermain bersama teman-temannya dalam kehampaan diri.
***
Ngobrol asyik
Sudahkah kita menjadi teman ngobrol yang mengasyikkan bagi anak-anak kita? Sudahkah anak kita merasa nyaman saat cerita banyak hal dengan kita? Sudahkah kita menjadi pendengar aktif atas keluh kesah dan curhatan mereka?
Ehem...atau jangan-jangan, kita adalah sosok orang tua menyeramkan dan membosankan untuk diajak ngobrol. Tak ada reaksi, tak ada respon, apalagi apresiasi. Asytaghfirullah...selalu menunjuk diri sendiri dan terus memohon ampun pada-Nya.
Sebelum anak-anak kita betah ngobrol dengan teman curhatnya, alangkah bahagianya bila kita lebih dahulu menjadi teman ngobrolnya yang mengasyikkan.
Bagaimana sih menjadi teman ngobrol yang mengasyikkan buat anak-anak?
Kalau mau berkaca pada siroh Rasulullah Saw, beliau adalah sosok panutan terbaik dalam segala adab dan akhlaknya. Begitupun dalam hal pengasuhan terhadap anak-anak. Beliau adalah sosok yang sangat menyenangkan untuk dijadikan teman ngobrol.
Rasululah Saw selalu ramah, lembut, suka bercanda, dan menjadi pendengar aktif.
Supaya kita bisa menjadi teman ngrobrol yang asyik, ada baiknya kita intip bagaimana Rasulullah Saw berkomunikasi dengan anak-anak:
1. Berbicara dengan pelan
Sesuai hadits Rasulullah
Aisyah radhiyallahu anha berkata, “Rasulullah tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya.” (HR. Abu Daud)
2. Berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tutur kata Rasulullah sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehing- ga mudah dipahami oleh orang yang mendengar- kannya.” (HR. Abu Daud)
3. Jika ingin memberikan penekanan-penekanan atau nasihat yang mengena, beliau suka mengulang-ulang sampai tiga kali.
Anas bin Malik Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa “Rasulullah sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat dipahami.” (HR. Al-Bukhari)
4. Saat ngobrol, iringi dengan candaan yang menghibur dan tidak tegang
Dari Abu Hurairah, beliau berkata,“Bahwa Rasulullah menjulurkan lidahnya kepada Hasan bin Ali, hingga anak itu melihat merahnya lidah beliau lalu tertawa karenanya,” (Hadits riwayat Abu SYaikh dalam Akhlaq an-Nabi wa Adabuhu, lhat as-Silsilah ash-Shahih, N0. 70).
Hadits lain juga menunjukkan bahwa Rasulullah suka bercanda pada anak-anak.
Dari Ya’la bin Murrah ia berkata, “Kami keluar bersama Nabi lalu kami diundang untuk makan. Tiba-tiba Husain sedang bermain di jalan, maka Rasulullah segera (menghampirinya) di hadapan banyak orang. Beliau membentangkan kedua tangannya lalu anak itu lari ke sana kemari dan Nabi mencandainya agar tertawa sampai beliau (berhasil) memegangnya lalu beliau letakkan salah satu tangannya di bawah dagu anak tersebut dan yang lain di tengah-tengah kepalanya kemudian Rasulullah menciumnya,” (HR. Bukhari).
5. Rasulullah saw selalu menghargai siapa saja yang diajaknya berkomunikasi. Gestur tubuhnya selalu diperhatikan. Beliau menghadapkan seluruh tubuhnya, menatap orangnya, membaca bahasa tubuh, dan mengenali perasaannya. Begitupun terhadap anak-anak.
Alangkah asyiknya ngobrol bersama anak-anak. Kita tenang, anak-anak nyaman. Bahasa tubuh kita menyenangkan dan nyaman, biasakan kita tampak "welcome" dengan mereka, fokus tanpa gadget dan sambilan lain supaya anak tidak merasa dicuekin, dan kedepankan wajah ceria. Sebisa mungkin kita berperan jadi teman dekatnya. Bawa dunia kita masuk ke dunianya.
Bismillah...kita bisa!!
#belajarjadiumi yang dekat dengan anak
#30DWCjilid11day11
Senja mulai temaram, kala petani mulai melangkahkan kaki meninggalkan petak demi petak lahan garapnya...
Di rumah mungil itu,
"Yah, tadi pagi to, di kelasku ada anak yang nangis luamaa banget. Aku kasihan, deh melihatnya."
Ayahnya masih asyik masyuk dengan hpnya. Entah urusan bisnis atau urusan hobi mancingnya. Tralala...Dicuekin deh si kakak.
Kluntring...kluntring...kluntring...
Larilah si kakak ke tempat bundanya.
"Buk, tadi pagi to, di kelasku ada anak yang nangis luamaa banget. Aku kasihan, deh melihatnya."
"Em...gitu ya."
"Iya, buk."
"Oo..."
Dialog tak berlanjut. Sang bunda menanggapi si kakak sambil lalu, sembari jari jemarinya menyentuh layar ponsel mini miliknya. Entah ber-wa ria dengan grup alumni atau mungkin dengan teman-teman arisannya. Lagi-lagi, gayung tak bersambut. Si kakak pun tak jadi menumpahkan segala rasa dan cerita tentang sosok teman sekolahnya tadi. Si kakak berlalu begitu saja keluar bermain bersama teman-temannya dalam kehampaan diri.
***
Ngobrol asyik
Sudahkah kita menjadi teman ngobrol yang mengasyikkan bagi anak-anak kita? Sudahkah anak kita merasa nyaman saat cerita banyak hal dengan kita? Sudahkah kita menjadi pendengar aktif atas keluh kesah dan curhatan mereka?
Ehem...atau jangan-jangan, kita adalah sosok orang tua menyeramkan dan membosankan untuk diajak ngobrol. Tak ada reaksi, tak ada respon, apalagi apresiasi. Asytaghfirullah...selalu menunjuk diri sendiri dan terus memohon ampun pada-Nya.
Sebelum anak-anak kita betah ngobrol dengan teman curhatnya, alangkah bahagianya bila kita lebih dahulu menjadi teman ngobrolnya yang mengasyikkan.
Bagaimana sih menjadi teman ngobrol yang mengasyikkan buat anak-anak?
Kalau mau berkaca pada siroh Rasulullah Saw, beliau adalah sosok panutan terbaik dalam segala adab dan akhlaknya. Begitupun dalam hal pengasuhan terhadap anak-anak. Beliau adalah sosok yang sangat menyenangkan untuk dijadikan teman ngobrol.
Rasululah Saw selalu ramah, lembut, suka bercanda, dan menjadi pendengar aktif.
Supaya kita bisa menjadi teman ngrobrol yang asyik, ada baiknya kita intip bagaimana Rasulullah Saw berkomunikasi dengan anak-anak:
1. Berbicara dengan pelan
Sesuai hadits Rasulullah
Aisyah radhiyallahu anha berkata, “Rasulullah tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya.” (HR. Abu Daud)
2. Berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tutur kata Rasulullah sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehing- ga mudah dipahami oleh orang yang mendengar- kannya.” (HR. Abu Daud)
3. Jika ingin memberikan penekanan-penekanan atau nasihat yang mengena, beliau suka mengulang-ulang sampai tiga kali.
Anas bin Malik Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa “Rasulullah sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat dipahami.” (HR. Al-Bukhari)
4. Saat ngobrol, iringi dengan candaan yang menghibur dan tidak tegang
Dari Abu Hurairah, beliau berkata,“Bahwa Rasulullah menjulurkan lidahnya kepada Hasan bin Ali, hingga anak itu melihat merahnya lidah beliau lalu tertawa karenanya,” (Hadits riwayat Abu SYaikh dalam Akhlaq an-Nabi wa Adabuhu, lhat as-Silsilah ash-Shahih, N0. 70).
Hadits lain juga menunjukkan bahwa Rasulullah suka bercanda pada anak-anak.
Dari Ya’la bin Murrah ia berkata, “Kami keluar bersama Nabi lalu kami diundang untuk makan. Tiba-tiba Husain sedang bermain di jalan, maka Rasulullah segera (menghampirinya) di hadapan banyak orang. Beliau membentangkan kedua tangannya lalu anak itu lari ke sana kemari dan Nabi mencandainya agar tertawa sampai beliau (berhasil) memegangnya lalu beliau letakkan salah satu tangannya di bawah dagu anak tersebut dan yang lain di tengah-tengah kepalanya kemudian Rasulullah menciumnya,” (HR. Bukhari).
5. Rasulullah saw selalu menghargai siapa saja yang diajaknya berkomunikasi. Gestur tubuhnya selalu diperhatikan. Beliau menghadapkan seluruh tubuhnya, menatap orangnya, membaca bahasa tubuh, dan mengenali perasaannya. Begitupun terhadap anak-anak.
Alangkah asyiknya ngobrol bersama anak-anak. Kita tenang, anak-anak nyaman. Bahasa tubuh kita menyenangkan dan nyaman, biasakan kita tampak "welcome" dengan mereka, fokus tanpa gadget dan sambilan lain supaya anak tidak merasa dicuekin, dan kedepankan wajah ceria. Sebisa mungkin kita berperan jadi teman dekatnya. Bawa dunia kita masuk ke dunianya.
Bismillah...kita bisa!!
#belajarjadiumi yang dekat dengan anak
#30DWCjilid11day11
0 Komentar untuk "Yuk, Ngobrol Asyik dengan Anak Kita"