Apa Salah Batu

Apa Salah Batu

Di tengah riangnya tawa si kecil dari ruang sebelah, tiba-tiba terdengar suara tangis pecah. Tangis itu memecahkan suasana. Refleks, sang ibu yang sedang menjemur baju berlari ke arah sumber suara. "Ada apa, Nak?"
Sambil menangis, si kecil pun menunjuk ke arah batu kecil di dekatnya. (sebagai isyarat bahwa dia baru saja tersandung batu tersebut)
Spontan, ibu segera memukul batu tersebut sembari berucap, "Uh, batunya nakal ya! Sini, ibu pukul batunya! Cup...cup...cuuup...!"
Anak pun diam.

O ow...apa salah batu?
Kalau batu bisa ngomong. Dia pasti tak akan bohong. Batu pasti akan membela diri," Aku tidak nakal...kaki putra ibu nggak sengaja tersandung olehku. Aku aja dari tadi diam di sini nggak ngapa-ngapain. Kok aku yang disalahin!" Nah lo...

Demi meredakan tangis si bocah, sang ibu menyalahkan batu. Menjadikan si bocah bak raja yang tak pernah salah. Sejatinya, saat memukul batu tersebut kita telah mengajarkan pada anak kita bahwa ia yang selalu benar. Justru yang bersalah adalah batu atau benda-benda lain yang membuatnya terjatuh.

Saat mendidik buah hati, sebenarnya kita punya visi ke depan. Kita tidak ingin menjadikan buah hati kita, anak-anak yang lemah, cengeng, tidak bertanggung jawab, atau lempar batu sembunyi tangan. Kita ingin anak-anak kita kuat, bertanggung jawab, siap, dan sabar menerima segala konsekuensi atas perilakunya.

Allah Swt. dalam Al Quran surat Annisa ayat 9, berfirman;

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا


"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."

Mengajarkan anak bersikap tegar dan punya rasa tanggung jawab perlu dimulai sejak dini. Kalau kata Aa Gym, "Dengan 3 M; Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil, dan Mulai saat ini juga."

Saat buah hati kita tersandung batu, kursi, atau benda lainnya kita tidak akan menyalahkan batunya. Kita juga tidak akan menyalahkan anak kita. Toh, anak kita juga tidak sengaja. Dia juga tidak ingin menjatuhkan dirinya. Kita bisa mengusap bagian tubuhnya yang sakit. Usap dengan lembut sembari berucap, "Sayang, kamu terbentur batu, ya. Sakit ya? Yuk, sini ibu obati. Lain kali hati-hati, ya. Jalannya pelan-pelan saja supaya tidak terbentur lagi."

Anak jadi tahu arti berhati-hati. Anak merasa tenang saat mendapat usapan lembut dari ibunya. Anak juga lebih bertanggung jawab atas perilakunya. Pengalaman terjatuh ini akan menjadi guru pribadinya.

#belajarjadiumi yang dekat dengan anak
#DWCjilid11day10

Related : Apa Salah Batu

1 Komentar untuk "Apa Salah Batu"