Mau Dibawa Ke Mana Anak-Anak Kita

Mau Dibawa Ke Mana Anak -Anak Kita

Ada sebuah ilustrasi yg sangat menarik menurut saya.
Suatu hari, seorang kakek yg sudah sangat tua menanam sebatang pohon apel. Sementara, kalau melihat sisi usia, mungkin tidak berapa lama lagi.
Saat menanam, lewatlah seseorang yg menyapa dan bertanya," Kek, buat apa menanam pohon apel? Sementara kakek sudah sepuh begini. Panennya jg pasti masih lama. Jadi, kakek nggak mungkin bisa menikmati panen apel ini. Kalau mau makan apel, mending beli aja."
Kakek pun menjawab," Saya tahu, pasti saya tidak akan bisa merasakan panen apel dari pohon yg kutanam sendiri. Biarlah nanti anak cucuku yang bisa menikmatinya. Mereka pun nanti yg akan meneruskan merawatnya seperti yg kucontohkan. Hingga nanti bisa memanennya."

Sebuah penggambaran, betapa pentingnya memberi bekal dan qudwah hasanah dari orang tua kepada anak-anaknya. Hingga berpikir pada ranah futuristik.

                ***
Mau dibawa ke mana anak-anak kita?
Pertanyaan ini menjadikan kita garuk-garuk kepala untuk menjawabnya. Bukan masalah sulitnya dalam menjawab, tapi lebih kepada bagaimana mengaplikasikan jawaban itu dalam realitas kehidupan kita.

Perlu kita raba diri kita lebih dulu.
Sejatinya, anak adalah amanah. Dan setiap amanah, pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Termasuk dalam pola pengasuhan dan tugas emas kita, yakni menghindarkan buah hati kita dari tersulut api neraka yang begitu panasnya. Asytaghfirullaahal 'adziim...

Surat At-Tahrim Ayat 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

        *Kedudukan anak bagi orang tuanya*
Al Quran menyampaikan bagi setiap keluarga muslim bahwa anak mempunyai 5 kedudukan bagi kehidupan orangtuanya. Berikut ini kelima hal tersebut:

1. Anak sebagai perhiasan

Allah berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs. Ali Imron: 14)

2. Anak sebagai cobaan
Allah berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. Al Anfal: 28)

Allah mengingatkan kembali kepada para orangtua:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Qs Al Munafiqun: 9)

3. Anak yang tak berdaya

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Qs. An Nisa’: 9)

4. Anak sebagai musuh

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)

5. Anak yang baik dan qurrota a'yun

Allah berfirman:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."(Qs. Ali Imron: 38)

Allah juga berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al Furqon: 74)

Setelah kita tahu kedudukan anak2 bagi orang tuanya, barulah kita akan merasa, apa yang telah kita lakukan kepada mereka? Bekal apakah yg telah kita selipkan di "tas punggung" mereka? Apakah bekal menuju ke jalan yang diperintahkan oleh-Nya, atau sebaliknya bekal yg menuju jalan penuh kesesatan.

Terlebih, di era digital seperti sekarang. Tantangan akhir zaman betul - betul di hadapan mata kita. Dekat. Bahkan saaangat dekat. Dari sisi FUN, FOOD, FASHION. Ketiganya dibuat seakan -akan "meracuni dan menggerogoti"  jiwa-jiwa kita, sampai pada anak-anak  kita. Na'udzu billah, tsumma na'udzu billah.

Pola pengasuhan kita pun akhirnya akan berada pada titik-titik dot to dot, yang saling menghubungkan dari zaman ke zaman, hingga sampai sekarang.
Bahkan kata khalifah Ali bin Abi Tholib ,"Didiklah anakmu sesuai zamannya." Dunia maya sekarang, mau tidak mau melekat di hati kita, bahkan anak-anak kita. Bisa saja,  efek DUNIA MAYA akan punya pengaruh lebih besar dari efek DUNIA NYATA.

Mau dibawa ke mana anak-anak kita?
Kita akan terus bersemangat dan berharap, anak2 kita bisa kenal mush'ab bin umair, muhammad al fatih, Umair bin abi waqqash, zaid bin harits, dan lainnya. Dengan mengenal mereka, ada peluang untuk bisa mengidolakan dan mencontoh mereka. Terlebih, mendekat pada sosok Rasulullah Muhammad Sallallaahu 'alaihi wasallam.

Sebagai orang tua, kita juga perlu belajar pada keluarga Nabi Ibrahim, keluarga Imran, keluarga Lukman. Pun keluarga-keluarga terhebat lainnya, yang Allah sampai mengabadikan kisah-kisah mereka dalam Kalam-Nya. MaasyaaAllah...

#belajarjadiumi yang dekat dengan anak
#30DWCjilid11 day6

Related : Mau Dibawa Ke Mana Anak-Anak Kita

0 Komentar untuk "Mau Dibawa Ke Mana Anak-Anak Kita"