Cerdas Menangkap Peluang
Agenda rutinku tiap siang adalah menjemput bidadari kecilku yang ke tiga. Dia masih sekolah di taman kanak-kanak. Tahun pelajaran baru besok, sudah resmi jadi siswi sekolah dasar.
Ada yang berbeda di siang ini. Saat saya sampai di dekat sekolah, ada kerumunan massa di pojok pagar sekolah. Banyak wali murid dan anak-anak berjejalan di sana. Ada yang keluar dari kerumunan itu sambil membawa selembar atau beberapa lembar kertas putih bersketsa. Ada apakah gerangan hingga sampai sebegitu ramainya? Diri ini tak cukup puas hanya dengan menyaksikannya. Bak wartawan mencari berita, saya bergegas menuju lokasi keramaian.
Allahu akbar! Seorang penjual dalam kerumunan pembeli. Saling meminta dilayani dan didahulukan. Ternyata, eh, ternyata...seorang laki-laki yang sedang menjual kertas bersketsa untuk diwarnai. Gambar sketsanya pun bermacam-macam. Ada gambar alat-alat transportasi, ada gambar berbagai bunga, ada gambar kartun masa kini, dan ada gambar hewan-hewan. Semua itu nyaris menjadi gambar-gambar yang digemari sebagian besar anak-anak. Sampai rumah, anak-anak pun punya kegiatan mewarnai dua lembar kertas yang telah dibelinya. Dan memakan waktu yang cukup lama. Orang tua tenang, anak-anak senang. Klop! Betul-betul cerdas menangkap peluang.
Tanya punya tanya pun berlangsung,"Berapa harga satu lembarnya, Pak?" Pak penjual pun dengan cekatan menjawab,"Satu lembarnya lima ratus rupiah."
Wow, untuk selembar kertas foto kopian dihargai lima ratus rupiah. Taruhlah, foto kopi satu lembar kertas seharga seratus rupiah, tinggal dikalikan saja. Sementara, sejak saya mengamati sembari menunggu si kecil, sudah laku berapa puluh lembar. Dan setiap anak beli minimal dua lembar. "So amazing." Betul-betul cerdas menangkap peluang. Applause buat Pak Penjual. Moga tetap laris manis dan berkah. Aamiin...
#30DWCjilid11day29
Agenda rutinku tiap siang adalah menjemput bidadari kecilku yang ke tiga. Dia masih sekolah di taman kanak-kanak. Tahun pelajaran baru besok, sudah resmi jadi siswi sekolah dasar.
Ada yang berbeda di siang ini. Saat saya sampai di dekat sekolah, ada kerumunan massa di pojok pagar sekolah. Banyak wali murid dan anak-anak berjejalan di sana. Ada yang keluar dari kerumunan itu sambil membawa selembar atau beberapa lembar kertas putih bersketsa. Ada apakah gerangan hingga sampai sebegitu ramainya? Diri ini tak cukup puas hanya dengan menyaksikannya. Bak wartawan mencari berita, saya bergegas menuju lokasi keramaian.
Allahu akbar! Seorang penjual dalam kerumunan pembeli. Saling meminta dilayani dan didahulukan. Ternyata, eh, ternyata...seorang laki-laki yang sedang menjual kertas bersketsa untuk diwarnai. Gambar sketsanya pun bermacam-macam. Ada gambar alat-alat transportasi, ada gambar berbagai bunga, ada gambar kartun masa kini, dan ada gambar hewan-hewan. Semua itu nyaris menjadi gambar-gambar yang digemari sebagian besar anak-anak. Sampai rumah, anak-anak pun punya kegiatan mewarnai dua lembar kertas yang telah dibelinya. Dan memakan waktu yang cukup lama. Orang tua tenang, anak-anak senang. Klop! Betul-betul cerdas menangkap peluang.
Tanya punya tanya pun berlangsung,"Berapa harga satu lembarnya, Pak?" Pak penjual pun dengan cekatan menjawab,"Satu lembarnya lima ratus rupiah."
Wow, untuk selembar kertas foto kopian dihargai lima ratus rupiah. Taruhlah, foto kopi satu lembar kertas seharga seratus rupiah, tinggal dikalikan saja. Sementara, sejak saya mengamati sembari menunggu si kecil, sudah laku berapa puluh lembar. Dan setiap anak beli minimal dua lembar. "So amazing." Betul-betul cerdas menangkap peluang. Applause buat Pak Penjual. Moga tetap laris manis dan berkah. Aamiin...
#30DWCjilid11day29
0 Komentar untuk "Cerdas Menangkap Peluang"