Atur Sedemikian Rupa

(6 Oktober 2017)
Sepenggal chatting penting:
"Barakallah, mbak. Pak syaiful jadi ikut acara keluar kota yang tiga hari itu.
Saya ngabayangin gimana ya njenengan ngatur anak -anak, nganter duo kakaknya sekolah." (Secara, jarak rumah -sekolah sekitar 20 km)
Sementara, duo adiknya di rumah

"Dek, ...emak empat anak masih bocil2...dahsyat deh critanya. Tanpa misua...ulala pokoke."
"Pokoke kudu strong, mbak."
"Oye -oye...
Pagi2 dah ngluyur sampe solo lho dek. Ninggalin duo bocil di rumah, titipin embah yg dah sepuh, plus tetangga2 yang baik hati.
Emake motoran ngacir, jadi crosser sesaat. Seru lho..."

***
Pernahkah emak-emak ngalamin hal serupa?
Wow, dahsyat. 
Ketika misua tercinta, mau berangkat bepergian dengan hitungan waktu beberapa hari, ada dech, kiat yang bisa dipake:

1) Jangan "gondeli", rencana keberangkatan suami untuk sesuatu yang positif, dengan kata -kata "Anak -anak besok sekolahnya gimana, ya, bi. Yang nganter siapa, ya, bi. Kalau umi yang nganter, adik2nya di rumah gmn? Bla bla bla.
Dengan "nggondeli" pake kalimat- kalimat itu, akan membuat para suami, jadi nggak nyaman mau berangkat.
Jadi, atur sedemikian rupa, seolah -seolah, di tangan emak nanti semua beres. Meskipun nanti kita puter2 cari solusi.

2) Jangan biarkan suami nyiapin sendiri bekalnya. Kita, para emak harus ikut andil meramu isi tasnya, bekal yang akan dibawa.
Jadi, atur sedemikian rupa, hingga pernak- pernik yang mungkin nggak terpikir oleh suami, sudah kita pikirkan lebih dulu. Atau, ada surprice kecil dari emak di isi tasnya juga boleh.
(Ssttt...ini rahasia perusahaan ya, teman teman.
Kemarin, saya mbantu nyiapin bekal untuk suami, saya taruh mushaf Alquran punya umi yg warna pink.
Tetiba, saat suami cek, eng...ing...eng...(o...o...kamu ketahuan!!...)
"Mi, kok AlQurannya yg warna pink, punya umi?"
Emak yang sok romantis pun, mulai menyisipkan kecerewetannya di hadapan misua. 
"Bi, ini maksudnya, ada Allah yang terus bersama abi. Dan warna pink milik umi ini, maksudnya selalu ada cinta umi yang menyelip di hati abi. ikut serta ke manapun abi pergi" Cie...cie...cie...suit...suit...
Sang misua cuma cengar- cengir aja, sambil ngliatin umi.

Tak kalah pentingnya, karena kepergian kali ini bukan untuk cari maisyah ato rihlah, tapi berpetualang mengukir kekuatan jasadiyah, maka, alat -alat kecil jg perlu dibawain.
Atur sedemikian rupa, hehehe...kuselipkan peniti, karet gelang, gunting, rafia, yang... entahlah buat antisipasi aja, di samping perkap lainnya, yang wajib ada.
Atur sedemikian rupa.

3) Jangan pernah meninggalkan tanda tanya besar di hati anak -anak. Abi mau ke mana?
Tapi, diskusikan jauh hari sebelumnya. Abi ada acara apa, ngapain, berapa lama, untuk apa, de el el. Buat mereka paham dan kasih semangat untuk abinya yang hendak berangkat. Toh, mereka juga kader penerus abinya.
Atur sedemikian rupa, sehingga kita semua dengan ikhlas dan riang hati mensupport beliau.

4) Jangan biarkan keberangkatan suami tercintah hambar begitu saja. Lepas dengan senyum ceria, jika perlu, senandungkan lagu heroik "Kulepas dikau pahlawan..."
Atur sedemikian rupa, sehingga suami pun berangkat dengan riang dan ringan.

5) Jangan biarkan rumah sepi, tanpa suami. Setelah suami dah berangkat, emak pun siap beraksi bersama empat bocil nan pinter dan cerdas. (Aamiin...anake dewe, yo, dilèm dewe noh). Yuk, anak- anak, pasang sabuk pengaman, kita siap terbang bersama pesawat kecil kita. Rumah kita. 
Atur sedemikian rupa, sehingga kita bisa kembali memainkan peran kita.

6) Jangan bosan mendoakan suami dan keluarga tercinta. Berharap semua lancar, semua aman, semua sehat. 
Atur sedemikian rupa, sehingga doa- doa kita terdengar dan diijabahi Allah Swt, dengan segenap adab- adab berdoa.

7) Jangan biarkan kepulangan suami kembali ke rumah, biasa saja. Sambut dengan ceria. Bersama anak-anak tercinta.
Atur sedemikian rupa, sehingga beliau berkesan. ( tapi, apa, ya...kan beliaunya belum pulang)

8) Jangan lupa, jika telah rehat, kita tanya gimana perjalanannya, bi? Moga barakah dan diridhoi Allah Swt. Aamiin...
Jadi inget, para single parent dan emak-amak ldr. Barakallah, saluuut banget buat kalian. Moga pintu surga setia menanti. Aamiin...
***untuk om Muhammad Fauzi dan om Buchory Wahyu, matur nuwun ya. Dah mau andil gantian anter jemput ponakan. Salam cinta dan sayang dari para ponakan.

Related : Atur Sedemikian Rupa

0 Komentar untuk "Atur Sedemikian Rupa"