(21 oktober 2017)
Bicara kematian, bicara takdir Illahi yang taktertaksir. Berita tentang tanda-tandanya tak terkabarkan. Jika telah tiba masanya, tak kenal kompromi. Pun, tak mengenal siaran tunda.
Seperti kisah semalam, tersiar kabar, simbah lik, yang sehat, hendak berangkat menuju sebuah tempat pengajian. Karena jarak yang agak jauh, tak mungkin berjalan kaki. Akhirnya, ikut rombongan dalam satu mobil. Naik mobil, biasa saja. Di dalam mobil juga biasa saja, tak ada keanehan. Seputaran 15 menit, sampailah tempat yang dituju. Di saat semua turun, simbah lik masih tetap dalam posisi duduk, tak turun. Jamaah lain ada yang naik lg hendak membangunkan, barangkali ketiduran, tapi...qodarullah, Allah lebih sayang beliau. Beliau sudah dipanggil Allah swt. Innaa lillaahi wa innailaihi rooji'uun. Meninggal yang begitu mudah. MaasyaaAllah, dalam rangka hendak mencari ilmu, lagi. Allaahummaghfirlahaa warhamhaa wa'aafihaa wa'fu'anhaa. Semoga beliau husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt. Aamiin yaa robbal 'aalamiin...
Jadi ingat sebuah judul buku syarat makna, "Hidup tak Mengenal Siaran Tunda", yang begitu inspiratif dan mengena. Begitupun kematian. Tak kenal waktu, usia, kondisi, momentum, ataupun lainnya. Itu adalah hak prerogatif Allah. Manakala kita sayang padanya, ketika Allah memanggilnya, berarti Allah lebih sayang padanya.
Pun Kematian, tak mengenal siaran tunda.
Lantas, apa yang kita bisa? Satu kalimat mujarab, kita harus berdoa dan terus berdoa, moga kita kelak meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Itu muara akhir kita.
Lantas, sudah siapkah bekal yang akan kita bawa? List satu persatu
# sudahkah kita jadi ananda "terbaik" bagi orang tua kita?
# sudahkah kita jadi pasangan "terbaik" bagi kekasih kita?
# sudahkah kita jadi orang tua "terbaik" bagi anak-anak kita?
# sudahkah kita jadi teman "terbaik" di lingkungan kerja kita?
# sudahkah kita jadi tetangga "terbaik" bagi kanan kiri kita?
# sudahkah ibadah -ibadah kita, baik mahdhoh ataupun ghoiru mahdhoh sudah layak kita jaminkan padaNya?
Masih ada waktu. Segera berbenah diri. Hijrah menuju lebih baik. Hijrah ibadah kita. Hijrah perilaku kita. Sebelum Allah, melalui malaikat Izroil memanggil kita.
Kematian tak mengenal siaran tunda. Tak bisa dielakkan, tak bisa digadaikan.
Yaa rabb...jadikan kami hamba-Mu yang kelak meninggal bisa husnul khotimah. Aamiin...
0 Komentar untuk "Kematian tak Mengenal Siaran Tunda"